Secara umum, skema ponzi adalah bentuk penipuan investasi yang mengakibatkan kerugian besar bagi para korban. Oleh karena itu, penting bagi Anda selaku investor untuk selalu berhati-hati dan memeriksa reputasi perusahaan atau individu yang menawarkan produk investasi sebelum memutuskannya.
Baca Juga : Mengenal Skor Kredit Lebih Dekat
Ingat! Tidak semua produk investasi itu menyesatkan, sebaiknya Anda juga perlu mengimbanginya dengan informasi, wawasan, dan pengetahuan terkait produk investasi sekaligus literasi keuangan yang baik.
Supaya Anda terhindar dari skema ponzi dan tidak takut untuk berinvestasi, yuk simak penjelasan di bawah ini!
Pengertian
Skema Ponzi adalah jenis investasi yang menjanjikan keuntungan besar kepada investor dalam waktu singkat dengan mengandalkan perekrutan orang baru untuk berinvestasi.
Skema ini dinamakan setelah Charles Ponzi, seorang pengusaha Italia yang melakukan skema serupa di Amerika Serikat pada awal 1900-an. Ia berhasil menipu banyak orang hingga mengalami kerugian dari kegiatan investasi bodong yang dijalankan.
Biasanya skema ponzi dimulai oleh satu atau beberapa orang yang menawarkan investasi dengan imbal hasil yang sangat tinggi dalam waktu singkat.
Mereka mengajak orang untuk bergabung dengan memberikan iming-iming keuntungan besar, misalnya dengan menjanjikan keuntungan 20% atau bahkan lebih per bulan.
Ciri-Ciri
Ciri-ciri skema Ponzi antara lain:
- Iming-iming keuntungan tinggi: Salah satu ciri khas skema Ponzi adalah memberikan keuntungan sangat besar dalam waktu singkat, yang biasanya tidak realistis atau terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Pengelola atau pelaku skema ini akan membuat tawaran investasi yang sangat menarik dan amat disayangkan apabila calon investor melewatkan tawaran tersebut.
- Tidak memiliki produk pasti untuk dijual: Skema Ponzi tidak melibatkan penjualan produk atau jasa yang sebenarnya. Sebaliknya, uang dari investor baru digunakan untuk membayar keuntungan kepada investor lama. Oleh karena itu, pada akhirnya, skema Ponzi akan kehabisan uang dan tidak mampu memberikan profit ke para investor.
- Sistem bonus dan referal: Pelaku skema Ponzi sering memberikan bonus atau insentif kepada investor yang merekrut anggota baru. Dalam beberapa kasus, bonus yang didapatkan sangat besar, sehingga semakin banyak anggota baru yang direkrut, semakin besar pula penghasilan yang didapatkan.
- Tidak memiliki izin atau regulasi: Skema Ponzi biasanya tidak terdaftar atau diatur oleh badan pengawas atau regulator. Oleh karena itu, pengelola atau pelaku skema ini dapat melakukan kegiatan mereka tanpa diketahui oleh pihak berwenang atau tanpa harus memenuhi persyaratan hukum.
- Pemilik bisnis atau pelaku sulit dihubungi: Biasanya para pelaku sudah mengestimasikan kapan waktu yang tepat untuk berhenti memberikan keuntungan untuk para investor. Mula-mula pemberian profit diundur terus menerus lalu lama kelamaan pemilik bisnis atau pelaku sulit dihubungi oleh investor.
Penting untuk diingat bahwa skema Ponzi adalah penipuan dan ilegal. Oleh karena itu, Anda harus selalu melakukan pengecekan dan riset yang mendalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam suatu bisnis atau program investasi.
Cara Kerja Skema Ponzi
Untuk Anda yang masih belum memahami bagaimana cara kerja skema ponzi itu, berikut adalah dua cara yang paling sering dilakukan:
Para anggota lama harus merekrut anggota baru untuk bergabung
Cara pertama ini sepertinya sudah tidak asing lagi dilakukan, biasanya anggota lama akan diminta untuk merekrut anggota baru. Ketika ada yang berhasil merekrut anggota baru, maka Anda akan mendapatkan bonus atau insentif dalam jumlah besar. Sehingga membuat anggota lain bersemangat untuk merekrut anggota baru sebanyak-banyaknya.
Perusahaan turun tangan langsung untuk merekrut anggota
Untuk cara kedua perusahaan yang turun secara langsung dengan membuat sebuah website atau landing page terkait investasi bodong tersebut dan memberikan iming-iming keuntungan menggiurkan, misalnya arisan online.
Kasus Skema Ponzi di Indonesia
Beberapa contoh skema Ponzi yang pernah terjadi di Indonesia antara lain:
- PT First Travel menawarkan paket umrah murah kepada ribuan orang, namun pada kenyataannya uang yang diberikan oleh para pelanggan tersebut tidak digunakan untuk keperluan umrah, melainkan untuk mengembangkan bisnis First Travel dan membayar kebutuhan hidup keluarga pemiliknya. Akibat dari penipuan ini, banyak orang kehilangan uang mereka dan tidak bisa berangkat ke tanah suci.
- Pandawa Group yang menawarkan investasi dengan menjanjikan keuntungan tinggi dalam waktu singkat. Namun, pada kenyataannya, uang yang diinvestasikan oleh investor baru tidak digunakan untuk kegiatan investasi yang sebenarnya, melainkan untuk membayar keuntungan kepada investor lama. Pada awalnya, mereka mampu membayar keuntungan yang dijanjikan, sehingga investor semakin tertarik untuk berinvestasi. Namun, ketika semakin banyak investor bergabung, mereka tidak mampu lagi memenuhi kewajibannya untuk membayar keuntungan
- Manusia Membantu Manusia (MMM) mengajak orang untuk berinvestasi dalam bentuk donasi dengan janji keuntungan yang sangat tinggi, mencapai 30% hingga 100% per bulan. MMM juga menggunakan program referral yang menjanjikan bonus bagi investor yang berhasil merekrut investor baru. Pada awalnya, MMM berhasil menarik banyak investor, namun, ketika semakin banyak orang bergabung dan memberikan donasi, MMM tidak mampu lagi membayar keuntungan yang dijanjikan, dan akhirnya menghilang dengan membawa uang para investor.
- Abu Tours mengajak orang untuk berinvestasi dalam bentuk pembayaran paket perjalanan umrah dan haji dengan memberikan janji keuntungan yang tinggi, mencapai 5% hingga 8% per bulan. Abu Tours juga menggunakan program referral yang menjanjikan bonus bagi investor yang berhasil merekrut investor baru.
Cara Menghindari Skema Ponzi
Dalam rangka menghindari menjadi korban skema Ponzi, para investor sebaiknya juga memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Jangan percaya tawaran investasi untung besar dalam waktu singkat
Waspadalah jika ada orang yang memberikan penawaran terkait produk investasi dengan menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat (hitungan bulan).
Periksa kembali reputasi perusahaan atau individu yang menawarkan investasi tersebut melalui berbagai sumber, seperti internet, media sosial, atau rekomendasi dari teman atau keluarga.
Pastikan bahwa perusahaan tersebut memiliki izin yang sah dan terdaftar di badan pengawas keuangan yang resmi.
2. Lakukan riset dan analisis mendalam
Periksa kinerja perusahaan, profit investasi, serta cermati risiko dari investasi yang ditawarkan. Lakukan riset dan analisis mendalam demi meminimalisir kerugian di kemudian hari.
3. Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan
Mintalah waktu untuk mempelajari produk investasi yang ditawarkan sebelum memutuskannya dan pikirkan secara matang.
4. Lakukan penolakan jika Anda diminta merekrut anggota baru
Hindari investasi yang hanya mengandalkan perekrutan anggota baru untuk mendapatkan keuntungan, karena hal tersebut dapat menjadi ciri khas dari skema Ponzi.
5. Jangan mudah terpengaruh
Pelajari dengan cermat tentang produk investasi yang ditawarkan dan cari tahu apakah investasi tersebut benar-benar layak dan menguntungkan.
6. Jangan memberikan informasi pribadi
Sebaiknya Anda tidak memberikan informasi pribadi apapun seperti nomor rekening bank atau kartu kredit kepada pihak yang menawarkan investasi, terutama jika mereka tidak terpercaya.
Sekian informasi kali ini dan semoga kita semua terhindar dari tindak penipuan dengan sistem ponzi.