Design thinking adalah pendekatan atau metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan inovasi berfokus pada pengguna.
Design thinking tidak hanya melibatkan desainer, tetapi juga tim multi-disiplin yang terdiri dari berbagai latar belakang seperti bisnis, teknologi, dan psikologi.
Baca Juga : Keuntungan Work From Anywhere (WFA)
Umumnya design thinking digunakan oleh perusahaan dan organisasi dalam memecahkan berbagai macam masalah, mulai dari desain produk hingga perbaikan proses bisnis.
Sejarah Design Thinking
Design thinking pertama kali diperkenalkan oleh Robert McKim pada tahun 1970-an sebagai cara untuk mengajarkan desain kreatif di Stanford University.
Kemudian pada tahun 1990-an, David Kelley dari IDEO, sebuah perusahaan desain global, mulai menggunakan pendekatan ini untuk memecahkan masalah bisnis.
Design thinking kemudian menjadi semakin populer pada tahun 2000-an dengan munculnya banyak perusahaan teknologi yang menggunakan pendekatan ini, seperti Apple, Google, dan Amazon.
Manfaat Design Thinking
Design thinking memberikan berbagai manfaat untuk perusahaan dan organisasi, termasuk:
1. Memecahkan masalah secara lebih efektif
Design thinking membantu perusahaan atau organisasi dalam memecahkan masalah secara lebih efektif dengan mengembangkan pemahaman lebih dalam terhadap masalah yang dihadapi dengan melibatkan pengguna dalam prosesnya. Tindakan tersebut bisa menghasilkan solusi yang lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2. Meningkatkan inovasi
Design thinking mengajarkan cara berpikir kreatif dan out-of-the-box, dengan mendorong ide-ide baru dan menggabungkan solusi yang tampaknya bertentangan. Hal ini dapat memicu inovasi dan membantu tim mendapatkan solusi yang tidak terpikirkan sebelumnya.
3. Meningkatkan kolaborasi
Design thinking melibatkan tim multidisiplin dan menghargai perspektif yang berbeda. Dalam proses desain, setiap anggota tim memiliki kesempatan untuk berkontribusi dan berkolaborasi dengan anggota lainnya. Ini dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil akhir.
4. Meningkatkan kepuasan pelanggan
Dalam design thinking, pengguna selalu menjadi fokus utama. Dengan memahami kebutuhan dan keinginan pengguna secara mendalam, desainer bisa menciptakan produk atau layanan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Hal ini bisa meningkatkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan loyalitas terhadap brand.
Metode Design Thinking
Ada banyak metode dan kerangka kerja yang dapat digunakan dalam praktik design thinking, namun umumnya semua metode tersebut mengikuti fase-fase dasar yang serupa. Berikut ini adalah beberapa metode design thinking yang umum digunakan:
1. Empathy Mapping
Empathy mapping melibatkan pengumpulan informasi dan pemahaman mendalam tentang pengguna dengan mencatat hal-hal seperti apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, pikirkan, dan lakukan dalam situasi tertentu.
Hal ini membantu tim desain untuk menggambarkan dengan lebih jelas profil pengguna, kebutuhan, motivasi, dan tantangan yang mereka hadapi dalam penggunaan produk atau layanan.
Dengan memahami pengalaman pengguna secara lebih mendalam melalui empathy mapping, tim desain dapat menghasilkan solusi yang lebih relevan, inovatif, dan berdaya saing untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
2. Ideation
Ideation mapping adalah salah satu alat atau teknik dalam tahap ideate dalam proses design thinking.
Tujuan dari ideation mapping adalah untuk menghasilkan ide-ide kreatif dalam jumlah besar dan memungkinkan tim desain untuk memetakan dan mengorganisir ide-ide tersebut untuk mengembangkan solusi yang lebih baik.
Ideation mapping dilakukan dengan mengumpulkan semua ide-ide yang dihasilkan oleh anggota tim desain melalui brainstorming atau teknik ideation lainnya, dan kemudian memetakan ide-ide tersebut dalam bentuk visual.
Pemetaan dapat dilakukan dalam bentuk diagram, pohon, atau jaringan yang mencakup semua ide yang dihasilkan dan menghubungkannya satu sama lain.
Dalam ideation mapping, ide-ide diorganisir berdasarkan tema atau topik tertentu yang berkaitan dengan masalah yang sedang diselesaikan.
Ide-ide yang serupa atau terkait satu sama lain dikelompokkan bersama dan dihubungkan dengan garis atau panah untuk menunjukkan hubungan atau keterkaitan antar ide.
3. Prototyping
Prototyping adalah salah satu tahap penting dalam proses design thinking. Tujuannya adalah untuk menguji dan mengevaluasi solusi yang telah dirancang oleh tim desain sebelum diimplementasikan secara penuh.
Prototyping dilakukan dengan membuat model fisik atau digital dari solusi desain yang telah dihasilkan oleh tim desain. Model tersebut dapat berupa mockup, wireframe, sketsa, atau model 3D yang lebih kompleks.
Model tersebut digunakan untuk memperlihatkan secara visual bagaimana solusi desain akan bekerja dalam kehidupan nyata dan untuk menguji keefektifan dan kelayakan solusi tersebut.
4. Implementation
Tahap implementasi merupakan tahap terakhir dalam proses design thinking, tetapi hal ini tidak berarti bahwa proses desain selesai setelah implementasi dilakukan.
Tim desain harus terus memperbaiki dan mengembangkan solusi desain dengan memperhatikan umpan balik dan kebutuhan pengguna serta lingkungan bisnis yang terus berubah.
Hal ini akan memastikan bahwa solusi desain yang dihasilkan dapat terus bersaing di pasar dan memenuhi kebutuhan pengguna secara efektif.
Contoh Penerapan Design Thinking
1. Proyek Redesign Sistem Kemasan
Produk Sebuah perusahaan makanan ingin meningkatkan penjualan produknya dengan memperbarui desain kemasannya. Tim desain yang terdiri dari ahli desain, penjualan, pemasaran, dan pengguna, menggunakan pendekatan design thinking untuk mengembangkan ide dan menguji prototipe kemasan baru. Hasilnya, tim desain menciptakan kemasan yang lebih menarik, lebih mudah dibuka, dan lebih ramah lingkungan.
2. Perbaikan Proses Pelayanan Kesehatan
Sebuah rumah sakit ingin meningkatkan pengalaman pasien dengan mengurangi waktu tunggu, meningkatkan kenyamanan dan kualitas pelayanan. Tim desain yang terdiri dari ahli kesehatan, pasien, dan manajemen rumah sakit menggunakan design thinking untuk menemukan cara-cara baru untuk memperbaiki proses pelayanan.
Tim desain menghasilkan solusi yang lebih efisien, seperti membuat sistem antrian baru, meningkatkan ketersediaan informasi, dan menyediakan fasilitas yang lebih nyaman untuk pasien dan keluarga.
3. Pengembangan Aplikasi Pendidikan
Sebuah perusahaan teknologi ingin mengembangkan aplikasi pendidikan yang lebih menarik dan efektif. Tim desain yang terdiri dari ahli teknologi, guru, dan siswa, menggunakan pendekatan design thinking untuk memahami kebutuhan pengguna.
Dari hasil wawancara dan observasi, tim desain menemukan bahwa siswa lebih tertarik dengan pembelajaran visual dan interaktif. Oleh karena itu, tim desain menciptakan aplikasi yang memanfaatkan video, animasi, dan interaktif untuk meningkatkan efektivitas belajar.
4. Pengembangan Produk Baru
Sebuah perusahaan ingin mengembangkan produk baru untuk memperluas pasar mereka. Tim desain yang terdiri dari ahli riset pasar, desainer, dan ahli produksi menggunakan pendekatan design thinking untuk memahami kebutuhan dan keinginan pengguna potensial. Dari hasil riset dan wawancara, tim desain menciptakan prototipe produk baru yang lebih efektif, mudah digunakan, dan memenuhi kebutuhan pasar yang diinginkan.
Penutup
Design Thinking adalah pendekatan atau metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan inovasi berfokus pada pengguna.
Metode tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Robert McKim pada tahun 1970-an sebagai cara untuk mengajarkan desain kreatif di Stanford University.
Banyak manfaat yang di dapatkan dari metode ini salah satunya adalah menciptakan solusi yang lebih baik dan lebih inovatif.
Beberapa metode design thinking yang umum dilakukan antara lain empathy mapping, ideation, prototyping, implementation.